04/10/23

Naik KRL dari Jogja ke Masjid Sheikh Zayed Solo

Masjid Sheikh Zayed Solo.
Masjid Sheikh Zayed Solo adalah daya tarik baru untuk berkunjung ke Solo. Saya dan istri juga ingin berkunjung ke masjid yang merupakan simbol persahabatan antara negara Indonesia dan Uni Emerat Arab tersebut.

Dari Jogja kami naik Kereta Rel Listrik (KRL) melalui Stasiun Lempuyangan turun Stasiun Solo Balapan. Ongkos tiketnya cukup murah, yaitu Rp.8 ribu saja.

Jadwal Keberangkatan KRL dari Stasiun Lempuyangan Jogja ke Solo

Berikut adalah jadwal keberangkatan KRL dari Stasiun Lempuyangan Jogja menuju Solo, yaitu Pkl. 05.36 WIB, Pkl. 06.55 WIB, Pkl. 07.41 WIB, Pkl. 08.55 WIB, Pkl. 10.31 WIB, Pkl. 12.00 WIB, Pkl. 13.11 WIB, Pkl. 15.25 WIB, Pkl. 16.35 WIB, Pkl. 17.50 WIB, Pkl. 20.21 WIB, dan Pkl. 22.42 WIB. Jadwal ini bisa berubah dan update terkini jadwal keberangkatan bisa diperoleh dari atau di Stasiun Lempuyangan Jogja.

Para penumpang KRL menikmati perjalanan dengan nyaman.

Dari Stasiun Solo Balapan tampak menara dan kubah Masjid Sheikh Zayed Solo.
 
Berdua naik becak agar terasa romantis, hehe.

Sesampai di Stasiun Balapan Solo, menara dan kubah Masjid Sheikh Zayed Solo sudah tampak. Itu artinya jaraknya tidak terlalu jauh dari stasiun tempat kami turun. Kami berdua kemudian memilih naik becak; semacam membuat kenangan romantis begitu, naik becak berdua, hehe.

Tidak lama menikmati perjalanan naik becak, kami tiba di Masjid Sheikh Zayed Solo. Masjidnya bagus. Arsitekturnya khas yang merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque yang ada di Abu Dhabi. Masjid yang dibangun dengan dua lantai tersebut diperindah dengan 4 menara dengan kubah-kubah yang indah berpualam putih.

Masjid Sheikh Zayed Solo yang indah.

Shalah jamaah Dzuhur di Masjid Sheikh Zayed Solo.

Duduk sebentar usai shalat menikmati ruang utama masjid.

Foto berdua di halaman Masjid Sheikh Zayed Solo.

Pengunjungnya ramai sekali. Tidak lama setelah kami menikmati indahnya Masjid Sheikh Zayed Solo, adzan Dzuhur berkumandang dengan merdu. Tentu merupakan keberuntungan kami tidak hanya berkunjung ke masjid tersebut, tapi bisa ikut shalat Dzuhur berjamaah. Tempat wudhunya bagus dan bersih, dilengkapi dengan kamar-kamar kecil yang jumlahnya banyak sekali.

Setelah berwudhu, segar terasa. Memasuki masjid untuk berjamaah, sejuk terasa, dengan karpet bernuansa batik yang indah. Alhamdulillaah...

Para sahabat di mana pun berada, demikian pengalaman kami berkunjung ke Masjid Sheikh Zayed Solo. Semoga bermanfaat.

Salam dari Jogja (Akhmad Muhaimin Azzet)

17/07/23

Rumah Tahfidz Cinta Qur’an, Pesantren Sebagaimana Tinggal Bersama Keluarga

Rumah Tahfidz Cinta Qur'an.
Rumah Tahfidz Cinta Qur’an berada di Perum Purwomartani Baru, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Disebut “Rumah Tahfidz” karena fokus utama yang ditekuni oleh para santri adalah menghafal al-Qur’an.

Disebut “Pesantren” karena di samping fokus menghafal al-Qur’an, para santri juga mengaji kitab kuning, dan menjalani hari-hari dengan kegiatan, pembiasaan, dan adab sebagaimana di pondok pesantren.

Para santri wisuda tahfidz bersama Bpk. Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.

Disebut “Sebagaimana Tinggal Bersama Keluarga” karena para santri tinggal serumah dengan pengasuhnya. Bahkan, penulis yang kebetulan saat ini mengasuh para santri, ketika ada santri yang memanggil “Kiai” atau “Ustadz”, penulis segera menjawab, “Manggilnya Pak saja ya”. Hal ini agar para santri dekat dengan penulis; agar merasa ada “bapak” di pesantren pada saat santri jauh dari keluarga.

Sebagai keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat, kegiatan mengaji para santri dilakukan di masjid perumahan. Hal ini bertujuan untuk memakmurkan masjid sekaligus melatih para santri untuk bisa bergaul dengan baik dengan masyarakat; yang ini merupakan bekal penting kelak pada saatnya para santri terjun di masyarakat secara langsung. Alhamdulillah, warga perumahan juga peduli dan perhatian kepada para santri.

Santri bersama penulis dan Bpk. KH. Henry Sutopo, Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.

Selain penulis, ustadz yang membimbing para santri adalah Ustadz Muhammad Sibawih berasal dari Jepara, dan Ustadz Alwi Fuadi yang berasal dari Blitar. Kami bertiga sama-sama alumni IAIN/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Santri bersama penulis, Ust. Alwi Fuadi, dan Ust. Muhammad Sibawih.

Rumah Tahfidz Cinta Qur’an adalah lembaga resmi yang dikelola oleh Yayasan Cinta Qur’an. Ketua yayasan bernama Bpk. H. Bambang Agung Jatmiko. Dengan Dewan Pembina di antaranya Bpk. Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (dari UNY), Bpk. Prof. Dr. H. Tadjuddin Noer Efendi, M.A. (dari UGM), Bpk. Prof. Dr. H. Sugeng Sugiyono, M.A. (dari UIN Sunan Kalijaga), dan beberapa yang lain.


Menghafal Al-Qur’an juga Sekolah

Para santri yang diterima di Rumah Tahfidz Cinta Qur’an adalah santri putra usia lulus SD/MI. Saat ini, para santri menempuh pendidikan formal di MTs Radhatul Muttaqien Dukuhsari, MTs Techno Natura Bimomartani, dan MAN 2 Sleman yang ada di Maguwoharjo, Depok, Sleman.

Para santri sedang murajaah hafalan Qur'an.

Bagi para orangtua yang ingin memondokkan putranya di Rumah Tahfidz Cinta Qur’an sering bertanya, berapa biayanya?

Biaya mondok (syahriah) di Rumah Tahfidz Cinta Qur’an sesuai dengan kemampuan orangtua. Ada empat (4) pilihan biaya mondok (ini sudah termasuk makan sehari-hari).

  1. Per bulan Rp. 600.000,-
  2. Per bulan Rp. 400.000,-
  3. Per bulan Rp. 200.000,-
  4. Per bulan sesuai dengan kemampuan (misalnya, kadang Rp.100.000,-, kadang Rp.50.000,- sesuai dengan kemampuan orang tua atau wali santri di bulan itu)
  5. Gratis karena memang benar-benar tidak mampu; yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Tidak Mampu dari kelurahan.
Para santri bersama penulis sedang olahraga di hari Ahad pagi.
Terima kasih kepada Bpk. Widodo dan tim dari Avail Hope Foundation yang telah mengadakan Bakti Sosial di Rumah Tahfidz Cinta Qur'an.
Persyaratan Penerimaan Santri Baru.

Demikian informasi tentang Rumah Tahfidz Cinta Qur’an ini dan semoga bermanfaat. Silakan di-share, terutama bila ada ada anak saudara atau tetangga atau kenalan yang ingin sekolah tapi tidak mampu biayanya dapat menghubungi kami di Rumah Tahfidz Cinta Qur’an, Perum Purwomartani Baru, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rencana gambar Rumah Tahfidz Cinta Qur'an yang didesain oleh Bpk. H. Marzuko dan Tim dari Tehnik Sipil UII Yogyakarta. Semoga Allah Swt. memudahkan pembangunannya dan senantiasa memberikan pertolongan. Aamiin...

Informasi lebih lengkap mengenai Rumah Tahfidz Cinta Qur'an dapat di-klik websitenya DI SINI. Terima kasih.


Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet

10/04/23

Film "Kinah & Redjo", Kisah Cinta Epik Mbah Maridjan, Sang Juru Kunci Merapi

Bersama Prof. Suyanto, penulis seka-
ligus sutradara film Kinah & Redjo.

Seusai tugas Jum'atan di Masjid Kampus AMIKOM, saya dapat bertemu dan berbincang langsung dengan Prof. Suyanto, Rektor Universitas AMIKOM, sekaligus penulis dan sutradara film sarat makna "Kinah & Redjo".

Terus terang, saya penasaran dengan film yang terinspirasi dari kisah cinta Mbah Maridjan ini. Siapa tidak kenal Mbah Maridjan, sang juru kunci legendaris Gunung Merapi. Setiap Gunung Merapi menunjukkan gejala erupsi, seluruh media, baik cetak maupun elektronik, fokus memberitakannya, dan tentu saja tokoh yang diburu media untuk diwawancarai adalah Mbah Maridjan.

Tidak banyak yang mengetahui kisah cinta Mbah Maridjan. Maka, film yang digarap MSV Studio dan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM Yogyakarta ini menarik untuk diketahui. Apalagi, sosok Mbah Maridjan, yang erat dan kental dengan nilai-nilai dan budaya Jawa, tentu saja banyak yang ingin tahu bagaimana perjalanan cintanya sewaktu muda dengan sang wanita pujaan, Ponirah, yang akhirnya menjadi istri tercinta.

Bersama juga Pak Erik Hadi Saputra, Kaprodi Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM.

Pak Erik, begitu biasanya saya menyapa coach ini, menyampaikan bahwa film ini sekarang masih proses. Rencananya color grading dulu di Piramid, sebelum tayang di XXI. Saya rasanya sudah tidak sabar ingin menonton film ini. Sebab, saya punya pengalaman sebelumnya dalam menonton film garapan kampus AMIKOM, yakni film animasi 2D, Battle of Surabaya. Jujur, bagus dan berkualitas.

Demikian informasi singkat tentang film "Kinah & Redjo" yang rencananya tayang di tahun 2023 ini. Semoga bermanfaat.

Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet

03/01/23

Malam yang Syahdu di Pangeran Riverside Jogja

Saya dan istri menunggu pesanan datang.
Malam merambat pelan. Saya dan istri sengaja ingin menikmati malam di Pangeran Riverside. Tempatnya tidak jauh dari kota Jogja, tapi berada di sini, terasa betul nuansa desa yang jauh dari kebisingan, nyaman, dan syahdu.

Betapa tidak. Setelah menyusuri Selokan Mataram, lalu turun menuju area Pangeran Riverside, kami disambut dengan nyanyian katak yang bersahut-sahutan. Simponi alam yang indah. Sinar lampu yang menerobos kegelapan, tanaman yang banyak menyatu dengan joglo, menyempurnakan suasana desa yang damai dan asri.

Menu yang rasanya mantap.

Kami pesan sop buntut, bobor rebung, tahu goreng, samosa, dan minuman hangat. Setelah pesanan tersaji, ternyata betul, rasanya mantap. Saya menikmati sop buntut yang masih panas itu dengan lahap. Bobor rebungnya pun sedap ndesani. Lalu, kami menekuri malam, mengobrolkan kenangan, sambil menikmati tahu goreng dan sambosa.

Joglo Pangeran Riverside di malam yang syahdu.

Bagi para sahabat yang ingin ke Pangeran Riverside, alamatnya ada di Jl. Selokan Mataram, Pugeran, Maguwoharjo. Buka mulai jam 07.00 pagi sampai jam 22.00 malam. Tempatnya luas. Membawa rombongan bersama keluarga, teman kantor, atau teman komunitas pun oke.

Demikian informasi tentang asyiknya Jogja ini dan semoga bermanfaat.

Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet

20/06/22

Menikmati Malam di Jogja, Menyeruputnya Pelan-pelan

Malam-malam, di Limasan Kaweningan, Jogja, bersama Pak Haji Fauzi dan Gus Uchid.

Berkumpul dengan para sahabat, menikmati malam di Jogja, sambil menyeruput teh, atau kopi, pelan-pelan. Inilah di antara hal yang mengasyikkan di kota budaya ini. Tidak sedikit para sahabat, yang pernah kuliah, kerja, atau tinggal sementara di Jogja, lalu pulang ke kota asalnya, kenangan di Jogja yang ingin diulangnya adalah menikmati malam-malam, bersama teman-teman, membahas banyak hal, sambil menyeruput segelas teh, atau secangkir kopi, pelan-pelan.

Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan. Demikian sajak Joko Pinurbo. Maka, siapa saja, merasa rindu, lalu datang kembali, seakan merasa pulang, karena masyarakat Jogja yang welkam, untuk menikmati malam-malam, sebagaimana di angkringan.

Dulu ada istilah teh nasgitel; teh yang panas, legi, dan kentel. Tapi, semakin ke sini, di Jogja semakin ramai orang ngopi, terutama kawula muda, di angkringan, kedai, burjo, atau di kafe yang wi-finya kenceng. Juga di pertemuan-pertemuan, di rumah teman, atau kalau saya, tak jarang ngumpul di sebuah tempat, namanya Limasan Kaweningan. Di sini kami membicarakan banyak hal, dari organisasi, merancang gerakan, hingga waktu ngglewang; istilah kami untuk menyebut jarum jam yang telah melewati angka tengah malam.

Demikianlah di Jogja. Kala malam. Lalu menjadi kenangan. Untuk selalu ingin diulang. Pelan-pelan.

Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet